
Dari   sebuah rumah megah seharga US$ 57 juta di daerah Chelsea, Inggris,  John  Fredriksen menjalankan tiga perusahaannya: Seadrill, Frontline,  dan  Golar LNG. Seadrill bergerak di jasa pengeboran minyak dan gas.  Adapun  Frontline dan Golar LNG di bidang usaha perkapalan. Dari ketiga  tambang  uangnya tersebut, pria berusia 66 tahun ini mengantongi  kekayaan US$ 7,7  miliar per 2010 lalu. Majalah Forbes menempatkannya di  posisi 88 orang  terkaya di dunia.
John   Fredriksen adalah taipan asal Norwegia. Saat ini, ia menjabat sebagai   presiden direktur di tiga perusahaan miliknya. Yakni, Seadrill Ltd yang   bergerak di sektor peralatan pengeboran minyak dan gas. Lalu,  Frontline  Ltd dan Golar LNG Energy Limited yang berkecimpung di bidang  usaha  perkapalan.
Dengan mendekap harta senilai US$ 7,7 miliar, majalahForbes menempatkan   Fredriksen sebagai orang terkaya di dunia urutan ke-88. Fredriksen  juga  adalah orang dengan pendapatan terbesar di Norwegia.
Pundi-pundi   kekayaannya terus terisi setelah pada 2006, melalui Seadrill,   Fredriksen membeli saham Smedvig, perusahaan minyak lepas pantai   terbesar dan tertua di Norwegia. Dengan akusisi tersebut, ia menguasai   51,24% suara dan 52,27% saham Smedvig.
Tapi   akhirnya Fredriksen menjadi pemegang saham tunggal Smedvig setelah   Noble Corp menjual kepemilikannya kepada Seadrill. Valuasi Seadrill   terus menanjak dari sebelumnya hanya US$ 200 juta pada 2005 menjadi US$   3,25 miliar di 2010.
Maklum,   di bisnis pengeboran laut dalam, Seadrill memang memiliki modal yang   kuat untuk bersaing. Dari 39 alat bor tercanggih di dunia, 12 di   antaranya milik Seadrill. Alat bor tersebut mampu melakukan operasi   hingga kedalaman 7.500 kaki di bawah laut.
Kelebihan   Seadrill dalam penguasaan teknologi membuatnya memiliki kemampuan  lebih  dalam menentukan tarif sewa. Saat ini, Seadrill menetapkan tarif  sewa  sebesar US$ 600.000 per hari untuk satu alat atau mesin bor.
Alat   bor memang memegang peranan penting dalam bisnis pengeboran minyak  laut  dalam. Fredriksen sangat optimistis, bisnis pengeboran laut dalam  akan  semakin cerah di masa mendatang. Pemerintah Amerika Serikat  mencatat,  minyak mentah yang dipompa dari laut dalam melonjak hampir  dua kali  dalam kurun waktu 2005-2010 menjadi sekitar 11 juta barel per  hari.
Pundi   kekayaan Fredriksen yang kedua adalah Frontline, salah satu perusahaan   kapal tangker minyak terbesar dunia yang berbasis di Hamilton,  Bermuda.  Sekarang, Frontline memiliki 90 kapal tangker dengan wilayah  operasi  yang membentang dari perairan Alaska, Teluk Meksiko, lepas  pantai Brasil  hingga Afrika Barat.
Kekayaan   Fredriksen terus bertambah seiring keberhasilannya melalui Frontline   mendapatkan 9,6% saham Overseas Shipholding Group, perusahaan perkapalan   tergede sejagad awal 2010.
Salah   satu kelebihan Frontline adalah keberhasilannya memanfaatkan perubahan   besar dalam industri kapal tangker. Pascatumpahan minyak dari kapal   Erika yang mengalami kecelakaan di perairan Prancis pada 1999 lalu,   Frontline pun mulai meninggalkan model lambung kapal tunggal.
Frontline   adalah satu dari sedikit perusahaan yang menggunakan lambung kapal   ganda, yang memiliki ruang ekstra antara lambung dengan tangki   penyimpanan minyak. Ruang ekstra tersebut untuk meminamilisir risiko   tumpahnya minyak saat terjadi kecelakaan. Frontline mengusung motto:   Pelayaran Kapal Tangker yang Aman.
Perkembangan   bisnis perkapalan Frontline juga tak lepas dari kenaikan biaya   pelayaran kapal tangker pada 2001 yang merupakan biaya tertinggi selama   30 tahun terakhir. Penyebabnya, peningkatan permintaan minyak di   wilayah-wilayah, seperti Alaska dan Meksiko. Serta, kemunculan China dan   India sebagai negara pengimpor minyak utama.
Untuk   mengontrol ketiga tambang emasnya tersebut, pengusaha berusia 66 tahun   ini, menjalankan Seadrill, Frontline Ltd dan Golar LNG melalui   perusahaan investasi miliknya Hemen Holdings dan Meisha.
Sumber:   http://suaramedia.com/ekonomi-bisnis/strategi-bisnis/41515-perjalanan-sukses-john-fredriksen-taipan-kaya-dari-norwegia.html




